Thursday, July 26, 2007

MENJADI YANG DIINGINKAN DAN DIBUTUHKAN

Seorang teman pernah menanyakan padaku tentang kebersamaanku dengan seseorang. Dia bukan yang pertama menanyakan hal itu. Entah berapa puluh kali atau bahkan ratusan kali aku harus menjawab pertanyaan yang sama. Umumnya, aku akan menjawabnya dengan bercanda. Tapi pada orang-orang tertentu aku akan menjawab serius, meskipun bukan jawaban yang paling jujur. Bukan sesuatu yang penting untuk menceritakan seperti apa jawaban dengan tujuan bercanda, karena jawabannya akan sangat tergantung dengan suasana hatiku saat itu. Aku tidak mampu mengingat semua jawabanku yang asal itu. Dalam kategori serius, maka jawaban yang keluar adalah, “Dia sedang sangat sibuk”.

Seseorang teman lainnya pernah menanyakan apakah aku merindukan kebersamaan itu. Dalam segala situasi, dimanapun, kapanpun, bahkan berapa kalipun aku diberi pertanyaan yang sama oleh orang yang berbeda aku akan menjawab “Iya. Tapi tidak ingin kembali ke masa itu”. Pertanyaan selanjutnya, “Kenapa?”, sejauh ini belum bisa kujawab dengan baik, tapi barangkali saat ini adalah saat untuk menjawab “Kenapa”.

Menjalani kebersamaan dengan seseorang yang hampir selalu bisa menemani dan menjadi tempat keluh kesah adalah rejeki. Bahkan bisa jadi adalah anugerah. Sebagian orang tidak akan pernah rela melepaskan masa itu dan sebisa mungkin menjaga kebersamaan yang ada agar terus bisa dijalani, setidaknya sampai dia menemukan seseorang yang lain sebagai pengganti. Sayangnya, tidak berlaku untukku. Aku memilih untuk pergi dan menjauh, dengan sangat rela melepasnya. Kenapa???

Aku merasa tidak diinginkan dan dibutuhkan oleh seseorang itu. Melalui perenungan panjang di awal tahun baru, tentang makna diriku bagi orang lain, apakah keberadaanku bermanfaat atau tidak, apakah orang-orang disekitarku sungguh menginginkan kehadiranku atau tidak, apakah aku dibutuhkan, memenuhi benakku. Ternyata, selama beberapa waktu aku menjalani kebersamaanku dengan seseorang aku baru menyadari bahwa dia tidak pernah “memintaku” seperti aku “memintanya”. Begitu seringnya aku meminta padanya, dan sedikit sekali yang bisa kuberi, itupun seperti memaksanya untuk menerima “pemberianku”. Aku merasa dia tidak menginginkan apapun dariku, tidak juga sebagai teman. Aku yang tidak pernah bisa melihatnya sedih dan menyendiri, sungguh mengerti beban yang tanpa sadar dia ceritakan bukan kepadaku meski aku berada di dekatnya saat itu. Tapi, tak ada yang bisa kulakukan. Dia tidak meminta pendapatku, sementara aku tidak ingin mencampuri masalah pribadi seseorang yang bahkan tidak mau menceritakannya apalagi meminta bantuan memecahkan masalahnya. Aku merasa dia tidak membutuhkanku.

Menjadi orang yang bermanfaat buat orang lain, menjadi yang diinginkan dan dibutuhkan, akan membuat seseorang merasa berharga. Setidaknya, begitulah yang kurasakan. Aku akan merasa lebih berharga berada di dekat seseorang yang memang benar-benar membutuhkan kehadiranku, daripada aku berada di dekat orang yang seolah tidak peduli aku ada atau tidak. Aku ikhlas membagi waktu untuk orang yang secara pribadi aku tidak begitu suka sifatnya, karena dia membutuhkanku. Butuh untuk dimengerti, didengarkan ceritanya dan diberi solusi untuk masalah yang dihadapinya. Aku merasa dipercaya, membuatku merasa berharga.

Kebersamaanku dengan seseorang itu sudah pasti adalah kisah indah, tapi bukan sesuatu yang ingin kuteruskan apalagi aku ulang. Berada di sisinya tidak membuatku merasa berarti. Berada di dekatnya tidak membuatku merasa berharga. Seseorang itu seperti tidak menginginkan aku berada di dekatnya, karena dia tidak pernah memintanya. Aku ada atau tidak saat dia sedih atau bahagia tidak ada beda buatnya. Dia seperti tidak pernah membutuhkanku. Karena dia tidak pernah ingin membagi apa yang dia rasa, apa yang dia alami seperti aku ingin membagi apa yang aku rasa dan alami. Aku merasa ada atau tidak ada diriku di dekatnya, tidak akan dia pedulikan.

Sebuah hal yang akan sangat kusyukuri jika aku memberi manfaat buat sekitarku. Dan sebuah hal yang sangat kuhindari menyia-nyiakan waktu dalam bentuk apapun. Karena aku tidak mungkin mengembalikan waktu yang sudah lewat, maka semampuku mengisi waktu yang kumiliki sekarang dan esok dengan segala sesuatu yang semoga bermanfaat untukku dan sekitarku.

No comments: